Jumaat, 28 Disember 2012

Creative Thinking - 7 penipuan syaitan.

Kita perlu mengetahui tipuan setan yang mengajak kita meninggalkan ibadah kepada Allah. Ada tujuh macam cara yang dilakukan setan:

Setan melarang manusia untuk taat kepada Allah. Orang yang dipelihara Allah akan menolak ajakan dan larangan setan tersebut, seraya berkata, “Aku sangat membutuhkan pahala dari Allah, karena aku harus mengumpulkan bekal dari dunia untuk akhiratku yang abadi.”

Setan mengajak manusia mengakhiri ketaatan (berhenti taat). Misalnya membisikkan dalam hati, bahwa taat tak perlu tergesa-gesa dilaksanakan, nanti saja kalau sudah tua dan menjelang mati. Orang yang dipelihara Allah, akan menolak ajakan setan dan mengatakan, “Ajal bukan pada kekuasaanku, jika aku menunda amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok kukerjakan kapan lagi, pada hal tiap hari mengandung amal tersendiri.”

Sewaktu-waktu setan mendorong manusia agar terburu-buru mengerjakan amal baik, seraya berkata, “Ayo cepat beramal agar engkau dapat memburu amal lain sebanyak-banyaknya!”. Namun orang yang dipelihara Allah akan berkata, “Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tidak sempurna.”

Setan menyuruh manusia mengerjakan amal baik yang sempurna, kalau tidak nanti akan dicela orang lain. Maka orang yang dipelihara Allah akan menyanggah. “Untukku, cukup dinilai Allah saja, dan tidak ada manfaatnya orang lain menilai amal baikku”.

Setan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal baik dengan membisikkan, “Betapa tingginya derajatmu karena dapat beramal shalih. Engkau cerdik dan sempurna!”. Orang yang dipelihara Allah akan menyanggah bahwa semua keagungan dan kesempurnaan adalah milik Allah, bukan karena kekuatan manusia dan kekuasaan manusia. Allah jualah yang memberi taufiq kepada manusia sehingga dapat mengerjakan amal baik yang diridhai-Nya. Hanya Allah yang berhak memberikan karunia-Nya. Jika sekiranya tanpa karunia Allah, maka amal manusia tak ada harganya dibandingkan dengan kenikmatan yang diberikan-Nya.

Setan berbisik dalam hati manusia, “Hendaknya engkau bersungguh-sungguh melakukan amal dengan sir(rahasia). Jangan sampai diketahui oleh manusia, sebab hanya Allah yang akan mendhahirkan amalmu nanti terhadap manusia, dan akan mengatakan bahwa kamu adalah seorang hamba yang Ikhlas!”. Tapi orang yang iman dipelihara Allah akan menolak nasihat itu, “Hai setan laknat, tidak henti-hentinya engkau menggodaku untuk merusak amal baikku dengan berbagai cara. Sekarang kau berpura-pura memperbaiki amalku. Padahal sebenarnya tujuanmu hanyalah ingin merusaknya. Aku ini hamba Allah. Dialah yang menjadikanku. Jika Dia berkehendak menjadikan aku sebagai hamba mulia atau terhina, maka semua itu urusan Allah. Bukan urusanku. Aku tak pernah gelisah tentang apakah amalku itu diperlihatkan kepada manusia atau tidak. Karena itu bukan urusanku!”.

Jika dengan cara keenam gagal, maka setan mencari cara lain iaitu membisikkan tipuannya yang halus sekali di hati manusia: “Wahai manusia, engkau tak perlu menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, karena jika Allah menetapkanmu di jaman azali dan dijadikan makhluk yang berbahagia, maka tidak akan menjadi madharat apa-apa bagimu untuk meninggalkan amal. Engkau akan tetap menjadi orang yang beruntung. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi celaka, maka tidak ada gunanya lagi amal baik yang kau lakukan, karena engkau tetap celaka.” Tapi bagi orang beriman akan membantah, “Aku ini seorang hamba yang berkewajiban menuruti perintah-Nya. Allah yang Maha Mengetahui, menetapkan kehendak-Nya dan berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya. Amalku tetap akan bermanfaat. Jika aku ditakdirkan menjadi orang beruntung, maka aku tetap beribadah untuk menambah pahala. Jika aku dijadikan orang yang celaka, aku tetap beramal ibadah agar tidak menyesal meninggalkan amal itu. Jika sekiranya aku dimasukkan ke neraka padahal aku taat, aku akan lebih senang demikian daripada aku dimasukkan ke neraka dalam keadaan ingkar. Tetapi keadaannya tidak mungkin begitu, karena janji Allah pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa saja yang beramal taat kepada-Nya tak akan masuk neraka. Tapi pasti masuk surga. jadi masuknya seseorang ke surga bukanlah karena kekuatan amalnya, tetapi karena janji Allah semata yang pasti dan suci.”

(Sumber Dari Buku: Memerangi Bujukan Setan IMAM AL GHOZALI hal 25-28)

Khamis, 27 Disember 2012

Wanita - fahamilah suami anda

“Mengapa dia tidak faham rintihan hati aku?” keluh seorang sahabat rapat kepada saya.
“Bukan aku tidak cinta, tetapi tolonglah berhias diri,” tambahnya lagi.
“Mengapa? Teruji sangatkah?”
“Apa tidaknya… di pejabat aku berdepan dengan berbagai-bagai wanita. Semuanya berhias dan berwangi-wangian.”
“Kau menjaga pandangan?”
“Bukan sahaja pandangan tetapi penciuman. Dunia akhir zaman, kau bukan tidak tahu.”
“Ya, Iman kita sering teruji,” balas saya, seakan-akan menumpang keluhannya.
“Yang aku hairan tu, isteri aku ni bukan tidak cantik, cantik. Tapi entahlah, sekarang ni semakin hilang moodnya untuk menjaga diri.”
“Kita dah semakin berusia. Apa lagi yang kita cari dalam hidup ini,” pujuk saya untuk meredakannya.
“Tetapi itu bukan alasan untuk dia tidak menjaga diri. Kita sebagai suami sering diuji, setidak-tidaknya berilah sedikit bantuan untuk kita hadapi ujian itu.”
Saya senyum. ‘Bantuan’ yang dimaksudkannya membawa pelbagai tafsiran.
“Kau yang mesti mulakan dulu, insya-Allah isteri akan mengikut nanti,” cadang saya.
“Ya, aku dah mulakan. Mudah-mudahan dia dapat ‘signal’ tu…”
“Amin.”
Saya termenung memikirkan ’masalah kecil’ yang kekadang boleh mencetuskan masalah besar itu. Sepanjang pergaulan saya telah ramai suami yang saya temui mengeluh tentang sikap isteri yang malas berhias.
“Apa guna, kita dah tua.”
“Alah, awak ni tumpu ibadat lah.”
“Dah tua buat cara tua.”
Itulah antara alasan yang kerap kita dengar daripada para isteri.
Ramai suami yang baik, tidak memilih jalan singkat dan jahat untuk menyelesaikan masalah seperti menyimpan perempuan simpanan, pelacuran dan sebagainya. Ada juga yang ingin mencari jalan baik ( seperti poligami) tetapi tidak berapa berani berdepan dengan isteri. Ada juga yang terus memendam rasa seperti sahabat rapat saya itu.
“Tak berani poligami?” Dia menggeleng kepala.
“Tak ada calon ke?” saya mengusik lagi.
“Ramai…”
Memang saya lihat pada usia awal 40-an dia tambah segak dan bergaya.
“Habis kenapa?”
Dia diam. Saya renung wajah sahabat saya yang begitu akrab sejak dahulu. Dia memang lelaki baik, berakhlak dan begitu rapi menjaga ibadah-ibadah khusus dan sunat.
“Aku sayang isteri aku. Sangat sayang. Aku tidak mahu hatinya terguris atau tercalar. Aku kenal dia. Walaupun mungkin dia tidak memberontak, tetapi kalau aku berpoligami dia pasti terluka.”
“Kau sudah berterus terang dengannya?”
“Tentang apa, tentang poligami?”
“Bukanlah. Tapi tentang sikapnya yang malas berhias dan bersolek tu?”
“Aku takut melukakannya.”
“Tak mengapalah kalau begitu, biar kau terluka, jangan dia terluka,” saya berkata dengan nada sinis.
Dia faham maksud saya.
“Aku sedang mencari jalan berterus-terang,” dia mengaku juga akhirnya.
“Tak payah susah-susah. Katakan padanya dia cantik, tetapi kalau berhias lebih cantik…”
“Lagi?”
“Katakan kepadanya, berhias itu ibadah bagi seorang isteri. Jadi, bila kita yakin berhias itu ibadah, tak kiralah dia telah tua ke atau masih muda, cantik atau buruk, dia kena berhias. Dapat pahala, walaupun tak jadi cantik, atau tak jadi muda semua,” saya senyum.
Kemudian ketawa. Pada masa yang sama saya teringat apa yang dipaparkan oleh media massa bagaimana ‘ayam-ayam’ tua (pelacur-pelacur tua) yang terus cuba menghias diri untuk menarik pelanggan-pelanggan mereka. Mereka ini berhias untuk membuat dosa. Lalu apa salahnya isteri-isteri yang sudah berusia terus berhias bagi menarik hati suami mereka, berhias untuk mendapat pahala? Salahkah?
Mencari kecantikan isteri, bukan isteri yang cantik
“Kita para suami pun banyak juga salahnya,” kata saya.
“Kita tak berhias?”
“Itu satu daripadanya. Tapi ada yang lebih salah daripada itu,” tambah saya lagi.
“Salah bagaimana?”
“Salah kita kerana kita masih mencari isteri yang cantik bukan kecantikan isteri!”
“Dalam makna kata-kata kau tu…”
“Tak juga. Sepatutnya, pada usia-usia begini fokus kita lebih kepada kecantikan isteri. Di mana kecantikan sejati mereka selama ini.”
“Pada aku tak susah. Pada hati mereka. Pada jasa dan budi yang selama ini dicurahkan untuk kita demi membina sebuah keluarga.”
“Ya, jangan tengok pada kulit wajah yang luntur tetapi lihat pada jasa yang ditabur. Bukan pada matanya yang sudah kehilangan sinar, tetapi lihat pada kesetiaan yang tidak pernah pudar. Itulah kecantikan seorang isteri walaupun mungkin dia bukan isteri yang cantik.”
“Kau telah luahkan apa yang sebenarnya aku rasakan. Itulah yang aku maksudkan tadi, aku tak sanggup berpoligami kerana terlalu kasihkannya.”
“Kasih ke kasihan?” saya menguji.
“Kasihan tak bertahan lama. Tetapi aku bertahan bertahun-tahun. Aku kasih, bukan kasihan.”
Tongkat ‘muhasabah diri’ vs tongkat Ali
“Relaks, aku bergurau. Tetapi ada benarnya kalau isteri katakan bahawa kita telah tua.”
“Maksud kau?”
“Bila kita sedar kita telah tua, kita akan lebih serius dan lajukan pecutan hati menuju Allah! Bukan masanya untuk berlalai-lalai lagi.”
” Ya, aku teringat kisah Imam Safie. Ketika usianya mencecah 40 tahun, dia terus memakai tongkat. Ketika muridnya bertanya kenapa? Kau tahu apa jawabnya?”
Saya diam.
“Beliau berkata, aku ingatkan diriku dengan tongkat ini bahawa usiaku sudah di penghujung, bukan masanya lagi untuk berlengah, tetapi untuk menambah pecutan dalam ibadah menuju Allah.”
Saya diam. Terus termenung. Imam Safie, tak silap saya wafat pada usia awal 50-an. Tepat sungguh firasatnya. Insya-Allah, jalannya menuju Allah sentiasa diredhai.
“Kalau kita seserius Imam Safie, insya-Allah, kita boleh hadapi masalah isteri tidak berhias ini. Kita akan cari kecantikannya yang abadi untuk sama-sama memecut jalan menuju Ilahi…” tegas sahabat saya itu.
“Kita tidak akan lagi diganggu-gugat oleh godaan kecantikan dari luar yang menguji Iman. Kita juga tidak akan dikecewakan oleh pudarnya satu kecantikan dari dalam yang mengganggu kesetiaan.”
“Ya, kalau kita baik, isteri pun akan baik. Bila hati baik, kita akan cantik selama-lamanya!”
Ironinya, ramai suami yang telah berusia masih belum sedar hakikat ini. Seperti Imam Safie, pada usia-usia begini ramai suami yang mula mencari tongkat. Sayangnya, bukan ‘tongkat muhasabah diri’ tetapi ‘tongkat Ali!’

Kaabah

Allah SWT telah memerintahkan Nabi Ibrahim Al-Khalil a.s pergi ke Mekah untuk membina Baitullah (Kaabah). Beliau berkata kepada anaknya Ismail as :
"Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan aku satu perkara" Lalu Nabi Ismail a.s berkata: "Lakukanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT kepada kamu" Nabi Ibrahim a.s bertanya: "Adakah kamu akan menolongku?" Nabi Ismail a.s menjawab: "Aku akan menolongmu" Lalu beliau berkata: "Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan aku supaya membina sebuah rumah (Kaabah) di Mekah, sambil mengisyaratkan ke arah timbunan tanah yang lebih tinggi dari kawasan sekitarnya."
Mereka berdua mendirikan tapak asas Baitullah di kawasan tersebut, dimana Nabi Ismail a.s mengangkut ketulan-ketulan batu manakala Nabi Ibrahim a.s membinanya. Apabila binaan tersebut telah tinggi, Nabi Ismail a.s membawa sebuah batu dan meletakkannya di samping Nabi Ibrahim a.s. Beliau berdiri di atas batu tersebut semasa meneruskan pembinaan manakala Nabi Ismail a.s menghulurkan ketulan batu, di samping itu mereka berdoa sebagaimana firman Allah Yang bermaksud:
"Wahai Tuhan kami! Terimalah amal kami sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Wahai Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua orang-orang yang berserah diri kepadaMu dan jadikanlah daripada keturunan kami umat yang berserah diri kepadaMu dan tunjukkanlah kepada kami syariat dan cara-cara ibadat kami dan terimalah taubat kami sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Mengasihani. Wahai Tuhan kami! Utuslah kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatMu dan mengajarkan mereka isi kandungan al-Quran serta hikmat kebijaksanaan dan membersihkan hati dan jiwa mereka dari perbuatan syirik dan maksiat. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."
Sehinggalah Allah SWT menyempurnakan pembinaan Baitullah (Kaabah) tersebut kepada mereka berdua. Nabi Ibrahim Al-Khalil a.s membina Kaabah dengan keadaan :
  1. Tinggi Kaabah sembilan hasta.
  2. Panjang dari paras bumi atau dari Hajarulaswad hingga ke penjuru sebelah Syam adalah sepanjang 32 hasta.
  3. Lebar Kaabah dari bahagian saluran air bermula dari penjuru Syam hingga ke penjuru sebelah barat adalah seluas 22 hasta.
Panjang dari paras bumi bermula sebelah barat hingga ke penjuru sebelah Yaman adalah sepanjang 31 hasta.
Lebar di paras bumi bermula dari penjuru sebelah Yaman hingga ke Hajarulaswad adalah seluas 20 hasta.
Nabi Ibrahim telah membina pintu Kaabah rapat ke bumi dan tidak ditinggikan atau dibuat pintu secara sempurna sehinggalah Tubba' Al-Humairi telah membina sebuah pintu dan meninggikannya.
Bentuk binaan Kaabah yang dibina oleh Nabi Ibrahim a.s adalah satu binaan sempurna yang mempunyai dua penjuru iaitu dua penjuru Yamani manakala bentuk Hijir pula, beliau tidak membinanya dalam bentuk berpenjuru bahkan dalam bentuk separuh bulat sebagaimana bentuk Hijir yang terdapat pada masa sekarang ini. Ada pendapat yang mengatakan umur Nabi Ibrahim ketika membina Kaabah tersebut ialah 100 tahun.

Aqidah

bunuh nabi, cara, bagaimana, gambar, dajal, takut, allah, islam, bahaya, tipu, haram, rosak, siapa
Pemahaman penulis kepada sejarah Nabi membawa kepada beberapa konklusi. Diantaranya :
1. “Pembunuhan” para nabi tidak akan menghapuskan Islam tetapi cara yang berkesan adalah dengan “merosakkan” ajaran Islam.
2. Manusia yang paling berbahaya adalah manusia yang penakut tetapi penuh dengan cita-cita. Kerana sifat penakutnya hidupnya penuh dengan tipu muslihat.
Sebab itulah Allah mengharamkan syurga kepada manusia yang “dayus”. Firaun memilih untuk membunuh Nabi MUSA, sedangkan SAMIRI memilih untuk merosakkan ajaran Nabi MUSA dengan patung lembu emasnya.
Perjuangan FIRAUN berakhir degan kematian yg tragis, tetapi perjuangan SAMIRI meninggalkan kerosakkan kepada Ajaran Nabi MUSA. Kerosakkan Aqidah itu membawa kepada kesukaran untuk memulihnya untuk jangka masa yang panjang. Jika Samiri itu Dajjal, apakah kaedah yang sama digunakan untuk menghapuskan Islam dimuka bumi ini sekarang iaitu dengan merosakkannya.
Apakah Samiri akan membiarkan begitu sahaja Politik Islam, Pendidikkan Islam, Ekonomi Islam bergerak bebas dimuka bumi dengan tanpa usaha untuk merosakkannya walaupun sedikit ? SAMIRI benar-benar berjaya merosakkan ISLAM sehingga tinggal pada nama sahaja dan pengikutnya hanya seperti buih di lautan.
Sememangnya beliau berada dibelakang semua ajaran LIBERALISME dan SEKULARISME yang amat halus untuk merosakkan ajaran Islam. Samiri itu berbangsa Yahudi dan sememangnya Yahudi itu sifatnya penakut. Tetapi mereka memilikki akal yang cerdas untuk “cover-up” kelemahan mereka. Mereka berbangsa penakut kerana mereka cinta dunia, berpenyakit WAHAN.
Mereka begitu kreatif dan penuh dengan inovasi untuk memesongkan aqidah. Mereka sentiasa berfikir mahu mencipta syurga dunia. Mereka mencipta pelbagai propaganda untuk menguasai pemikiran manusia. Mereka bangsa yang berbahaya kerana sifat penakut itu. Di atas pemahaman itu, umat Islam haruslah sentiasa berusaha untuk mempertulenkan keislaman diri kerana musuh-musuh yang merosakkan aqidah islam ada dimana-mana.
“Ya Allah jauhilah diriku, keluargaku, saudara maraku, jiran-jiranku, sahatku dan seluruh umat Islam dari Fitnah Dajjal. Wallahualam "

Rabu, 26 Disember 2012

Nilai sebuah komunikasi…

Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan kecanggihan peralatan komunikasi all in one. Bukan sahaja komputer yang AIO tetapi peralatan komunikasi juga tidak ketinggalan dek zaman. Boleh kata setiap hari malahan saat jurutera-jurutera memecahkan kepala mereka memikirkan sesuatu seperti yang diinginkan oleh Lembaga Pengarah ada yang kepala mereka betul-betul pecah dek akibat memikirkan bagaimana untuk memenuhi impian dan bayangan Lembaga Pengarah.
Jom kita tinjau evolusi komunikasi dari dahulu hingga ke masa artikel ini ditulis.
1. Penyebaran maklumat.
2. Komunikasi Suara.



3. Social Media.
Diketahui bahawa perkembangan peralatan komunikasi semakin maju, peyampaian maklumat dan komunikasi lebih cepat, namun ianya membawa manusia kebelakang untuk nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan. Once Upon a Time: apabila kita bercakap dengan seseorang adalah di anggap biadap sekiranya bercakap tanpa memandang subjek komunikasi. Dalam gambar di atas jelas sekali, walaupun sewaktu membaca Al-Quran, kitab suci yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad s.a.w kepada ummatnya yang menjadi jaminan bahawa ummat Islam tidak akan sesat sekiranya berpandukan Al-Quran dan Al-Hadis. namun perhatikan gambar dengan teliti… kamu akan mengetahui bahawa perbungan sesama manusia menjadi lebih penting berbanding perhubungan dengan Maha Pencipta.
Mereka ini menganggap ini adala sebuah ritual keagamaan semata-mata. Bukannya sebuah kehidupan. Sedangan Islam itu adalah kehidupan iaitu cara hidup, pelbagai perkara mengenai kehidupan di ajarkan di dalam Islam…

How To Be Creative and Innovative

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR8Cj7zloOGkbwOLvQ4CRG9ORYSJfUVeblRAYuZqTKfFP_pSt-OBAPemikiran kreatif adalah tools untuk inovasi. Bagaimana untuk berfikir secara kreatif sedangkan pelbagai bengkel pemikiran kreatif dihadiri namun masih lagi berada di takuk lama. Ini berlaku apabila ujudnya dasar-dasar jumud yang seharusnya di buang dari kehidupan pada masa ini.
Masa sudah berubah dan kita kini berada dalam era dunia tanpa sembadan (Borderless World). Kenapa perlu ada dasar-dasar yang sudah tidak releven dengan peredaran masa kini. Kerana dasar yang ada itu menyekat dari kita untuk berfikiran kreatif (think out of a box) kerana dasar dasar itulah yang menjadi kotak kepada pemikiran kreatif yang menghalang inovasi. Fikiran kreatif yang pertama adalah membuang dasar jumud yang membelengu creative thinking. Selagi mana langkah pertama tidak diambil maka akan tiadalah langkah kedua dalam menjayakan budaya inovasi.
Sebagaimana semua sedia maklum, bahawa setiap perjalanan bermula dengan langkah pertama. Maka bagaimana hendak meneruskan sebuah perjalan sekiranya kita takut untuk mengambil/ memulakan langkah pertama. Ketahuilah bahawa perjalanan ini akan bermula sekiranya langkah pertama dilaksanakan.
“Belajar tentang kreativiti dan inovasi syaitan menyesatkan manusia,” jelasnya.
Saya tersenyum. Ada kebenarannya. Syaitan begitu kreatif mencipta dan mempromosi kejahatan. Ada-ada sahaja cara dan jalannya. Tidak pernah kaku, jarang yang beku. Sentiasa ligat dan cepat. Sentiasa ada pembaharuan. Malangnya, acapkali orang yang memperjuangkan kebenaran…tidak se’dinamik’ dia. Tumpul kreativiti dan beku inovasi. Asyik-asyik yang semacam itu juga.
Begitulah. Semoga kisah dialog di bawah boleh dijadikan cabaran untuk minda bagi terus memperjuangkan kebenaran. Kita mesti lebih kreatif daripada syaitan!
KISAH TIDAK LAMA DULUBertemu dengannya dahulu merupakan satu penghormatan. Apa tidaknya, dia sudah berubah ke arah kebaikan.
“Mengapa tiba-tiba?” tanya saya.
“Hidayah bang…” jawabnya si dia pendek.
“Bagaimana dengan segalanya?” Risau saya dengan profesyennya.
“Allah ada. Allah akan membantu segalanya.”
“Syukur,” kata saya perlahan.
Setahun kemudian.
“Lihat ini..” kata seorang sahabat sambil menghulurkan sekeping gambar.
“Betul ke ni?”
“Apa kau ingat ini ‘super-impose’?”
Saya terdiam. Kaku.
“Mana pergi tudungnya?”
“Itu..” tuding jari saya kepada tudung merah di atas kepalanya.
“Itu tudung?”
“Yalah, bertudung tapi tidak menutup aurat.”
“Bertutup tapi terbuka, tahupun…” katanya seakan menyindir.
Bila kenalan itu pergi, saya tatap sekali lagi gambar yang ditinggalkan. Kasihan saya melihat wajah si dia yang terbaru. Terasa, betapa kekadang hidayah datang dan pergi berselang-seli. Masih terbayang tangisannya tempoh hari, ketika menceritakan bagaimana terbuka pintu hatinya menginsafi dosa-dosa lampau.
“Bang saya insaf bang…“
Lantas, tanpa sesiapa yang memaksa… dia mengenakan tudungnya. Lengkap, labuh, menutup aurat berpandukan syariat. Tidak jarang, tidak ketat, tidak mengundang fitnah bertandang. Sempurna. Sejuk, mata memandang. Dingin kalbu merasakan. Betapa hidayah itu singgah tanpa mengira siapa, di mana dan bila? Dulu si dia terpilih, sekarang kembali tersisih?
Kini tiba-tiba segalanya semacam ‘ditarik’ kembali. Tudungnya makin singkat. Dari mulanya di bawah paras dada, naik ke paras leher dan akhirnya kembali membuka leher, dagu dan… Paling malang, tingkah yang dulunya mula terjaga, kini lepas bebas kembali. Kata sesetengah yang setuju, biarlah… itu lambang Islam dinamik. Bertudung tapi masih boleh meliuk-lentuk, terkinja-kinja dan bersuara manja. Yang penting hati… Asal hati baik, tidak mengapa. Yang penting isi, kulit tak apa. Kalau begitu kenapa dulu perlu bertukar kulit? Insaf dan taubat sahajalah, tak payah bertudung litup seperti kelmarin!
Saya teringat kuliah yang pernah disampaikan oleh seorang ulama satu ketika dahulu:
“Syaitan terlalu kreatif…” Kreatif? Bisik hati saya.
“Kekadang syaitan tidak menghasut manusia meninggalkan daerah putih menuju daerah hitam… Tetapi dia mengujudkan lebih banyak daerah ‘grey’ – warna keperang-perangan, yang hakikatnya bukan lagi kebenaran.” Terfikir saya, inilah jerangkap kebatilan yang dianggap kebenaran. Topeng baik bagi melempiaskan kejahatan yang dulunya terpendam. Ya, syaitan terlalu kreatif. Ada-ada sahaja ‘was-was’ baru yang ditiupkan ke jiwa insan agar meminggirkan jalan Tuhan.
Hasilnya, sekarang kita dapat lihat bagaimana ada gadis bertudung di kalangan Mat Rempit. Ada wanita bertudung yang melalak dengan gaya bebas terbabas dari nilai akhlak dan kesopanan. Atau peragawati bertudung dengan langkah ‘catwalk’ dengan dada, ‘make-up’ galak sambil yang mengundang pesona dan ‘aura’ dosa. Dan lebih ‘daring’ lagi kita dapat lihat tarian ala-ala gelek oleh gadis bertudung… Atau sekarang pun sudah ada bunga-bunga munculnya Rockers wanita bertudung? Ah, apa ni? Daerah ‘grey’? Atau segalanya sudah hitam, kelam, kusam.
Teringat juga saya pesan daripada seorang yang saya sangat hormati kerana ilmu dan kewarakannya:
“Tudung wanita itu ada empat… tudung pada wajahnya, tudung pada mata, tudung pada suara, tudung pada hati.” Apa ertinya? “Tudung pada wajah… jangan sampai wajahnya mengundang fitnah. Kecantikan adalah pingitan buat suami, bukan pameran untuk lelaki ajnabi. Tudung pada mata… jangan matanya memandang lelaki lain selain muhramnya. Solehah yang hakiki, tidak dipandang, tidak memandang. Tudung pada suara… jangan dilunak-lunakkan dengan tujuan memikat dan mempersona. Tudung pada hati… mengingati Allah… dengan tasbih Siti Fatimah, subhanallah, alhamdulillah dan Allahu Akbar…”
“Jangan terlalu ekstrem,” tegur seorang kawan bila saya lontarkan pandangan betapa wanita bertudung masakini sudah semakin hilang ‘penghormatannya’ (baca betul-betul… bukan ‘kehormatan’). Bagi saya kuantiti orang bertudung meningkat tapi kualitinya merudum.”
“Bukan begitu. Menutup aurat ada tujuannya… tercapaikah tujuan dengan penutupannya. Jika tidak, hakikatnya mereka masih terdedah,” balas saya perlahan.
“Aku tak faham. Maksud kau?”
“Seperti juga solat. Tujuannya mengingati Allah, kesannya pasti dapat mencegah kejahatan dan kemungkaran. Begitu maksud Al Quran apabila menjelaskan tujuan solat didirikan.”
“Lantas?”
“Jika solat tidak mencapai tujuan pasti ada sesuatu yang menyimpang. Samalah seperti hukum menutup aurat, tujuannya menjaga akhlak dan kehormatan. Maknanya kalau sudah menutup aurat, tetapi masih tercalar akhlak dan kehormatan… tentu ada yang salah dalam penutupannya.”
“Jangan ektreem sangat. Tutup aurat bukan ertinya kita menutup keindahan. Tak salah berhias, menarik, cantik.”
“Keindahan mesti didasari oleh kebenaran. Ingat, setiap keindahan tidak semestinya satu kebenaran…”
“Jadi kebenaran menolak keindahan?”
“Keindahan itu satu kebenaran!” balas saya cepat. Ya, atas alasan bertudung tidak menafikan keindahan pelbagai ‘aksesori’ ditokok-tambah menjadikan tudung lebih dimertabatkan sebagai ‘fesyen’ orang ‘baik-baik’ dan orang ‘cantik-cantik’ berbanding syariat wanita yang beriman!
“Hormati, itukan era transisi” kata seorang sahabat seakan memujuk saya.
“Transisi? Apa maksud mu?”
“Sebelum lengkap bertudung… err… maksudku menutup aurat, biarlah mereka berskaf dulu. Tu pun dah baik daripada sebelumnya yang tak menutup kepala langsung.”
“Transisi, ke arah mana? Aku tidak bercakap tentang orang yang tak bertudung langsung. Tetapi aku bercakap tentang individu yang dulu tak bertudung, lepas tu bertudung, kemudian berskaf sahaja… ini transisi ke arah mana? Nak bertudung semula atau nak tak bertudung semula?”
Dia diam. Bungkam. Marah sayapun kerana sayang.
“Langkah pengalihan mesti diiringi oleh pengisian. Jangan tutup kepala sahaja, tetapi isi kepala yang ditutup itu dengan ilmu. Mereka yang tidak menghadiri majlis lebih 40 hari, hati menjadi gelap. Kemudian cari kawan-kawan yang sehaluan. Penghayatan agama kita dipengaruhi oleh kawan-kawan kita…”
“Kau kata mereka tidak ada ilmu?’”
“Bukan begitu. Menuntut ilmu mesti berterusan. When you stop learning, you stop leading– maksudnya, jika kita berhenti menuntut ilmu kita akan berhenti memimpin. Sekurang-kurangnya memimpin diri sendiri,” kata saya.
“Sekali lagi. Kau meragui ilmu mereka?.”
“Ada sebab untuk aku meraguinya? Maaf, aku pun bukan baik. Tetapi kita tidak boleh berdiam melihat kejahilan berkata-kata.”
“Maksud kau?”
“Ada yang berkata, dia masih menutup aurat kerana dia memakai rambut palsu! Bayangkan apa yang orang begini faham tentang hukum menutup aurat? Pernahkah dia mendengar tafsir Surah An Nur? Pernah dia belajar tafsiran hadis tentang aurat wanita Islam? Peliknya, suara semacam ini semakin nyaring sekarang.”
Aku diam. Tafakur. Semua itu imiginasi untuk tulisan ini semata. Namun itu bukan ilusi. Aku tidak pernah punya kesempatan untuk menuturkannya. Lalu Kemudi Hati ini menjadi wadahku berbicara. Untuk diri, isteri, anak perempuanku dan anda wanita-wanita Islam semua. Antara syaitan bisu dan syaitan yang licik berkata-kata, kekadang kita jadi semakin bungkam… menjadi ‘malaikat’ yang diam? Oh, tidak… Rasul berpesan: katakan yang benar walaupun pahit!

Hukum Wanita Memakai Loceng Di Kaki

Apa yang ingin ditunjukkan di sini bukanya kaki tetapi…
Anda pernah melihatkanak-kanak kecil memakai loceng di kaki? Kebiasaanya wanita jika kita lihat, masyarakat melayu sering memakaikan anak perempuannya dengan loceng di kaki. Sebagai contoh bagi orang dewasa, lelaki atau perempuan hendaklah menjaga tata cara pergaulan dan pemakaian apabila berhubung dengan bukan mahram seperti di tempat kerja. Bukan terletak semata-mata ke atas loceng di kaki sahaja.
Paling utama dalam hal pemakaian kerana cara berpakaian dapat menarik perhatian orang lain yang bukan mahram. Memakai gelang kaki bagi wanita Islam dengan bunyi loceng itu terlalu kuat sehingga menarik perhatian rakan sekerja yang lain untuk berpaling melihat ke arahnya dikira bercanggah dengan tata cara pemakaian dan pergaulan seorang wanita Muslimah dan Mukminah.
Itu sebabnya memakai loceng kaki bagi wanita dihukum haramapabila bertujuan sedemikian dan pemakaian hiasan sedemikian perlu dielakkan. Ini jelas apabila al-Quran menggariskan berkenaan tatacara bergaul dan berpakaian seorang wanita Islam iaitu :
“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman itu supaya menyekat pandangan mereka (daripada yang diharamkan) dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka menzahirkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka, atau bapa mentua mereka, atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka atau anak bagi saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang lelaki yang telah tua dan tidak keinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang yang beriman, supaya kamu berjaya.” (Surah al-Nur (24): 31)
Dalam ayat ini, kita boleh simpulkan termasuk dalam ‘menghentak kaki’ ialah memakai gelang berloceng dan memakai kasut bertumit keras sehingga mengeluarkan bunyi.
Islam melarang perbuatan itu kerana ia menarik perhatian orang sehingga terserlah perhiasan diri seseorang wanita. Manakala memakai gelang kaki berloceng bagi anak-anak perempuan yang masih kecil dan bertujuan untuk pengawasan pula adalah harus. Ia tidak termasuk dalam larangan di atas kerana tidak bertujuan menarik perhatian lelaki dan usianya masih kecil.

Isnin, 24 Disember 2012

Baju sekolah

Berapa pasang baju sekolah yang anda ada?
Berapa Pasang Kasut yang anda ada?
Saya mengajar di sekolah rendah di tengah-tengah bandaraya Kuala Lumpur. Saya mengajar sesi petang. Salah seorang murid saya setiap hari datang lambat ke sekolah. Kasut dan bajunya selalu kotor. Setiap kali saya bertanya tentang baju dan kasutnya dia hanya berdiam diri. Saya masih bersabar dengan keadaan pakainnya, tetapi kesabaran saya tercabar dengan sikapnya yang setiap hari datang lambat.
Pada mulanya saya hanya memberi nasihat. Dia hanya menundukkan kepala tanpa berkata-kata kecuali anggukkan yang seolah-olah dipaksa. Kali kedua saya memberi amaran, dia masih juga mengangguk tetapi masih juga datang lambat keesokannya. Kali ketiga saya terpaksa menjalankan janji saya untuk memukulnya kalau masih lambat.
Anehnya dia hanya menyerahkan punggungnya untuk dirotan . Airmata saja yang jatuh tanpa sepatah kata dari mulutnya. Keesokan harinya dia masih juga lambat, dan saya memukulnya lagi. Namun ia masih tetap datang ke sekolah dan masih tetap lambat.
Suatu hari saya bercadang untuk mengintipnya ke rumahnya. Setelah mendapatkan alamatnya, saya meneruskan niat saya. Dia tinggal di sebuah kawasan setinggan tidak berapa jauh dari sekolah. Keadaan rumahnya sangat daif. Saya nampak murid saya itu sedang berdiri di depan rumahnya dalam keadaan gelisah. Seorang wanita yang mungkin ibunya juga kelihatan gelisah.
Lebih kurang pukul 1.30 seorang anak lelaki sedang berlari-lari sekuat hati menuju ke rumah itu. Sambil berlari dia membuka baju sekolahnya. Sampai di depan rumah baju dan kasutnya diserahkan pula kepada murid saya yang terus bergegas memakainya. Sebelum pakaian sekolah sempurna dipakai, dia sudah berlari ke arah sekolah. Saya kembali ke sekolah dengan penuh penyesalan.
Saya memanggil anak itu sambil menahan airmata yang mula tergenang. "Maafkan cikgu. Tadi cikgu pergi ke rumah kamu dan memerhatikan kamu dari jauh. Siapa yang berlari memberikan kamu baju tadi?"
Dia terkejut dan wajahnya berubah. "Itu abang saya. Kami kongsi baju dan kasut sebab tak ada baju lain. Itu saja baju dan kasut yang ada. Maafkan saya, cikgu." Jawabnya
"Kenapa kamu tak beritahu cikgu dan kenapa kamu biarkan saja cikgu pukul kamu?"
" Mak pesan, jangan meminta-minta pada orang, jangan ceritakan kemiskinan kita pada orang. Kalau cikgu nak pukul serahkan saja punggung kamu."
Sambil menahan airmata yang mula berguguran saya memeluk anak itu, "Maafkan cikgu, ......." Kejadian itu cukup menginsafkan saya. Selepas itu saya cuba membantunya setakat yang mampu.

Nutritional Supplement

Hari ini makanan tambahan atau lebih dikenali sebagai Nutritional Supplement boleh didapati dengan banyaknya dipasaran. Ada pelbagai jenis Nutritional Supplement  yang dijual dipasaran di keluarkan oleh pelbagai pihak tidak kira dari dalam ataupun luar negara. Nutritional Supplement  atau dietary supplement juga dikenali food supplement adalah persediaan untuk membekalkan diet dengan nutrisi seperti vitamin, mineral, fiber (serat), asid lemak, ataupun asid amino yang hilang ataupun tidak dibekalkan secukupnya melalui pengambilan makanan harian kita. Sesetengah negara mngklasifikasikannya sebagai makanan dan sesetangah negara pula mengklasifikasikannya dibawah dadah.
Adakah pengambilan makanan tambahan ini baik untuk kesihatan seperti yang didakwa oleh pengeluar ataupun ia akan mendatangkan kesan sampingan kepada tubuh badan kita tanpa kita kerana telah dibohongi oleh pengeluar makanan tambahan ini. Jom kita bincangkan setakat yang mampu kerana kebanyakan di antara kita merupakan pengguna yang mengambil makanan ini setiap hari bukannya saintis atau penyelidik yang menyelidik pengeluaran. Kita sering dimomokkan dengan kebaikan-kebaikan yang diperolehi dengan pengambilan makanan tambahan ini, namun betulkah tubuh kita memerlukan makanan tambahan ini.
Tidak disangkal bahawa setiap makanan tambahan yang ada dipasaran pada hari ini melalui proses penyelidikan makmal dan dikeluarkan dalam skala besar. Ini bermakna setiap makanan tambahan adalah melalui proses pengeluaran secara chemical recreation (penghasilan semula secara kimia) yang mana setiap bahan kimia diolah untuk mencipta makanan tambahan. Penciptaan ini adalah untuk menghasilkan suatu bahan yang difikirkan perlu oleh tubuh badan kita (human being).
Mari kita tinjau adakah tubuh kita memerlukan setiap bahan makanan tambahan ini dalam bentuk asal (pure condition). Tidak, tubuh kita tidak memerlukan setiap bahan dan nutrisi dalam pure condition. Kita ambil contoh Magnesium mineral diperlukan oleh tubuh kita untuk mengekalkan otot dan fungsi saraf, mengekalkan sistem pertahanan yang sihat, mengekalkan denyutan jantung yang nomal, membina tulang yang sihat. Magnesium juga terlibat dalam lebih 300 biochemical reactions dalam badan. Kekurangan magnesium mengakibatkan otot menjadi lesu, penyakit berkaitan kardio, diabetes, tekanan darah tinggi, anxiety disorders, migraines, osteoporosis, and cerebral infarction. Tahukah kamu magnesium jika dalam keadaan pure condition boleh terbakar hanya dengan bersentuh air/ titisan air. Mungkin pengambilan magnesium secara semulajadi akan membakar organ dalaman kita tanpa kita sedari.
Secara logiknya, tubuh kita memerlukan zat-zat dan vitamin untuk mengekalkan organ berfungsi dengan betul, namun tubuh kita juga berupaya mengekstrak setiap makanan yang diambil kepada zat dan nutrisi yang diperlukan.
Kita sebenarnya telah dimomokkan oleh pengeluar makanan tambahan tentang kebaikan setiap produk yang dikeluarkan oleh mereka tentang kebaikan dan faedah yang diperolehi melalui pengambilan makanan tambahan ini tanpa kita sedari akan bahaya sampingan melaluinya.
Pharmaceutical companies (Pengeluar produk) telah melobi kerajaan-kerajaan di dunia untuk menggubal undang-undang mengenai dadah semulajadi (natural drug)sedangkan mereka menghasilkan dadah sintetik untuk dipasarkan. Ini adalah kerana sekiranya manusia boleh dengan mudahnya memperolehi natural drug dipasaran produk atau dadah sintetik keluaran Pharmaceutical companies ini tidak akan ada pasaran dan secara langsung membuatkan mereka kerugian.
Sebenarnya natural drug lebih baik berbanding sintetik drug yang dikeluarkan. Oleh itu, mereka inilah yang mengawal undang-undang penyelahgunaan dadah di mana-mana negara yang mereka ingin pasarkan produk mereka.
Oleh itu jadilah pengguna yang bijak, makanan tambahan ini hanya akan merugikan anda dan usah terpedaya dengan dakyah penghasil makanan tambahan ini. Sememangnya kita mahukan kehidupan yang sihat, tetapi dalam keadaan semulajadi seperti yang ditetapkan oleh pencipta kita. Ingatlah percaya kepada aturan yang telah ditetapkan oleh yang Maha.
Pengambilan makanan tambahan bukan hanya sekadar merugikan kita tetapi akan membawa keuntungan kepada Pharmaceutical companies dan mungkin keuntungan yang diperolehi itu disalurkan kepada badan tertentu dan digunakan untuk memusnahkan manusia lainnya. Sanggupkah kita menjadi pembunuh dan besekongkol dengan mereka atau lebih tepat bersubahat membunuh manusia lain yang merupakan ciptaan Allah jua.
Fikir dan renungkan kembali… jangan mudah terpedaya dengan iklan-iklan makanan tambahan… fikirkan penjimatan yang anda akan perolehi, kemanakah wang yang kita bazirkan itu disalurkan. Adakah ianya digunakan untuk memakmurkan lagi bumi Allah ini ataupun digunakan untuk membinasakan ciptaan Allah akhirnya…

Jumaat, 21 Disember 2012

Ranking PMR–MRSM se Malaysia

Assalamualaikum w.b.t
Kali ini saya nak share ngan korang Ranking MRSM dalam PMR 2012 yang telah diumukan dua tiga hari lepas...
Sebelum itu, tahniah kepada semua yang telah berjaya... Yang kurang berjaya... Tak pe la... PMR je pom... SPM ada lagi... Hahaha... Chaiyok2!!!! Jangan putus asa okay... Lupa nak pesan kepada yang berjaya, "Jangan bangga sangat dengan keputusan itu, sebaiknya kita BERSYUKUR kepada yang MAHA MEMBERI"
(saya cuma dapat 7A1B jer dulu(1994)... Hahaha.... Alhamdulillah)...
Because I was MRSM student too, that why I interest to post this ranking... I'm MRSM TERENDAK student from form 4 to form 5...
Okay la... Jom tengok ranking nie!!!!
1. MRSM PASIR SALAK (GPS 1.0405)
2. MRSM ALOR GAJAH (GPS 1.0427)
3. MRSM GEMENCEH (GPS 1.0484)
4. MRSM BALING (GPS 1.0497)
5. MRSM TRANSKRIAN (GPS 1.0583)
6. MRSM KUALA KUBU BARU (GPS 1.0618)
7. MRSM TUN ABDUL RAZAK (GPS 1.0631)
8. MRSM PDRM KULIM (GPS 1.0651)
9. MRSM SERTING (GPS 1.0695)
10. MRSM PENDANG (1.0716)
11. MRSM PENGKALAN HULU (1.0765)
12. MRSM GERIK (GPS 1.0814)
13. MRSM KEPALA BATAS (GPS 1.0816)
14. MRSM KUALA KLAWANG (GPS 1.0829)
15. MRSM MUKAH (GPS 1.0858)
16. MRSM LANGKAWI (GPS 1.0861)
17. MRSM PONTIAN (GPS 1.0901)
18. MRSM BESERI (GPS 1.0914)
19. MRSM BALIK PULAU (GPS 1.0949)
20. MRSM KUALA TERENGGANU (GPS 1.0958)
21. MRSM KOTA PUTRA (GPS 1.0971)
22. MRSM TERENDAK (GPS 1.1004)
23. MRSM FELDA (GPS 1.1023)
24. MRSM MERBOK (GPS 1.1038)
25. MRSM MUADZAM SHAH (1.1093)
26. MRSM BESUT (GPS 1.1124)
27. MRSM KUCHING (GPS 1.1154)
28. MRSM LENGGONG (GPS 1.1162)
29. MRSM KUANTAN (GPS 1.1232)
30. MRSM BATU PAHAT (GPS 1.1368)
31. MRSM KUBANG PASU (GPS 1.1422)
32. MRSM TUMPAT (GPS 1.1470)
33. MRSM TUN GHAZALI SHAFIE (GPS 1.1505)
34. MRSM TAWAU (GPS 1.1619)
35. MRSM KOTA KINABALU (GPS 1.1725)
36. MRSM MUAR (GPS 1.1734)
37. MRSM MERSING (GPS 1.1736)
38. MRSM BENTONG (GPS 1.1739)
39. MRSM PASIR TUMBUH (GPS 1.1763)
40. MRSM KUALA KRAI (GPS 1.1849)
41. MRSM JELI (GPS 1.1094)



Not too bad la students2 sekarang... Kalau tengok GPS, sangat tipis... Kalau tengok yang pertama dengan yang last, beza GPS antara dua MRSM nie hanyalah 0.0689 sahaja... Tahniah kepada semua yang telah bertungkus-lumus menghasilkan keputusan seperti ini...
Tahniah MRSM PASIR SALAK.... At my time, MRSM GERIK no. 2... Sekarang no.12... Tapi tak pe... GPS semua MRSM okay... Tahniah kepada GURU-GURU yang banyak "menjerit-menjerit" suruh students siapkan homework dan tahniah juga kepada students yang dengar "jeritan" cikgu-cikgu anda.... Tahniah!!!!
p/s: kepada Pak Guard, Mak Guard, Makcik, Akak dan Abang kat Dewan Selera... Pekerja yang jaga Asrama dan kerani-kerani kat pejabat... Tahniah kepada anda kerana berjaya melahirkan suasana pembelajaran yang sangat kondusif sehinggakan dapat memberi secara tidak langsung dalam keputusan yang baik ini....
SUMBER KEPUTUSAN RANKING: HOK SENGOTI (tima kasih banyak-banyak)



Sultan Dambaan Rakyat

Sultan yang amat2 menuruti pemerintahan Khilafah Islamiyah zaman kegemilangan
 
Dalam gambar ni Tuanku Sultan mencemar duli melawat seorang pemuda OKU yang kudung tangannya . Sebelum meninggalkan rumah ni, Tuanku Sultan telah memeluk pemuda ni, dan selepas itu Tuanku telah menyediakan kepada keluarga ini sebuah rumah yang selesa .. Subhanalah...
Sultan yang amat2 menuruti pemerintahan Khilafah Islamiyah zaman kegemilangan Islam dahulu..Sultan yang begitu zuhud , merendah diri , sentiasa berpenampilan sederhana , berjubah & berkopiah adalah pakaian harian baginda . Sultan yang sentiasa mencemar duli ke ceruk2 kampung menziarahi rakyat.
Ini lah Sultan yang mirip pemerintahan Khalifah Umar Abdul Aziz Abad ke-21 , baginda adalah Sultan Kelantan , Sultan Muhammad V (Tuanku Muhammad Faris Petra)

Khamis, 20 Disember 2012

Anak kampung Kuala Pilah

Sebanyak 50 pokok buah naga, 700 pokok pisang, sebuah kuarters kakitangan kerajaan usang yang diisi 80,000 beg cendawan, tanaman sayur terung, kangkung, sawi, cili api dan banyak lagi mengelilingi kediaman rasmi bekas Setiausaha Kerajaan Negeri Sembilan, Datuk Norzam Mohd. Nor.
PADA 27 Disember 2009, sayu membalut Istana Besar Seri Menanti di Kuala Pilah, Negeri Sembilan apabila Setiausaha Kerajaan Negeri Sembilan, Datuk Norzam Mohd. Nor, 53, mengumumkan kemangkatan Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan, Tuanku Ja'afar Tuanku Abdul Rahman.
Seusai majlis pemakaman Yang Dipertuan Besar ke-10 itu, dan pemasyhuran Tuanku Muhriz Tuanku Munawir sebagai peneraju baru takhta Negeri Sembilan, Norzam menerima arahan untuk ditukarkan ke Kompleks Kerajaan Persekutuan di Putrajaya.
Sekali gus ini bermakna beliau akan melepaskan tanggungjawab sebagai Setiausaha Kerajaan Negeri dan berdepan dengan persekitaran yang jauh berbeza berbanding ketika menganggotai kerajaan negeri.
"Pemerintahan kerajaan negeri berbeza berbanding kerajaan persekutuan kerana pada peringkat negeri ia lebih banyak melibatkan sumber maklumat dan kelulusan untuk banyak perkara.
"Sedangkan kerajaan persekutuan banyak mengajar tentang dasar kerajaan. Apabila dipindahkan ke kerajaan negeri, ilmu seperti itu dapat memudahkan perjalanan pentadbiran," ujarnya yang mengatakan beliau bermula dengan perkhidmatan kerajaan persekutuan sebelum menyertai kerajaan negeri.
Seperti mana-mana setiausaha syarikat, masa menjadi musuh utama kerjayanya. Perlu memberi perhatian kepada banyak jabatan dan bahagian kerajaan, kata Norzam, disiplin yang tinggi dan ilmu yang luas dapat memastikan segalanya berjalan lancar.
"Bekerja sebagai seorang setiausaha, lebih-lebih lagi untuk sebuah negeri, saya perlu menghadiri banyak mesyuarat. Lima atau enam mesyuarat dengan berbagai jabatan dalam sehari adalah senario lazim.
"Isu yang sering dibangkitkan di peringkat negeri ialah kemudahan awam, aduan penduduk, projek negeri, kekangan peruntukan dan sebagainya.
"Jadi kita perlu bijak menguruskan masa dan disiplin bagi dapat memastikan mesyuarat menepati objektif, tidak meleret, dibincangkan dengan serius, ditemukan penyelesaian dan keputusan," jelasnya yang mengakui masyarakat pada hari ini mempunyai harapan yang lebih tinggi terhadap kerajaan berbanding era sebelum ini.
MEMETIK hasil tanaman untuk dimasak adalah 'hasil tuaian' yang cukup manis bagi Norzam.


Memegang jawatan besar sejak 16 bulan yang lalu, sibuknya sehingga ke hujung minggu. Namun, dalam kesibukan itu, Norzam dalam diam sempat 'membuka' dusun di sekitar kediaman rasminya di Seremban.
"Asalnya ia tanah terbiar yang penuh bersemak. Jadi saya panggil orang untuk membersihkannya. Tetapi setelah bersih, saya dapati tanahnya elok dan subur.
"Dari situ saya mengajak kawan baik saya untuk sama-sama bercucuk tanam di sekitarnya," jelasnya.
SEBANYAK 80,000 beg cendawan diusahakan Norzam bersama teman baiknya di kuarters usang di belakang rumahnya.


Di sebalik pagar yang menyempadani, berbaris pokok jagung, lebih 700 pokok pisang, sayur-sayuran seperti terung, sawi, cili dan sebagainya. Di belakang rumahnya pula kemas berdiri 50 batang pokok buah naga.
Tidak cukup dengan itu, sebuah kuarters usang di luar kawasan rumahnya yang terbiar dijadikan tempat menyemai cendawan.
"Saya ada terbaca satu artikel tentang cendawan dan saya pula memang suka makan cendawan. Pada waktu yang sama rumah (kuarters) ini terbiar begitu saja dan menjadi sarang penagih dadah.
"Jadi saya fikir ada baiknya bangunan ini digunakan sebagai tempat menyemai cendawan. Tidaklah ia terbiar lagi atau menjadi tempat penagih.
MAJLIS pemakaman Almarhum Tuanku Ja’afar adalah antara tugas terakhir Norzam (kanan sekali) sebelum meninggalkan kerajaan Negeri Sembilan.





"Kawan saya kata dia tidak tahu menyemai cendawan, jadi saya cadangkan dia menghadiri kursus mengusahakan tanaman ini. Sekarang, dalam bangunan dua tingkat ini, sudah ada 80,000 beg cendawan yang bakal masuk musim kedua menuai.
"Dalam satu musim, cendawan dapat dituai tujuh kali," kata Norzam tersenyum lebar. Ukiran manis pada wajahnya itu rupa-rupanya untuk mengkhabarkan bahawa saiz perusahaan itu mungkin antara yang terbesar di Negeri Sembilan.
Memiliki pesona yang tenang, Norzam yang berasal dari Kuala Pilah mengaku dirinya tidak dapat lari daripada asal usulnya sebagai seorang anak kampung, menyebabkan aktiviti bercucuk tanam sesuatu yang dekat di hatinya.
Kalau sudah bergelar anak jati Negeri Sembilan, Adat Perpatih jua jadi junjungan. Mengatakan kebanyakan generasi muda pada hari ini tidak menyedari mereka sebenarnya sedang mengamalkan adat itu dalam kehidupan seharian mereka, Norzam menjelaskan kenduri-kendara yang melibatkan kerjasama merupakan salah satu kandungan utama adat yang sering dipandang serong ini.
"Sebenarnya ramai yang tidak faham sepenuhnya tentang adat ini, terutamanya apabila menyentuh tentang pewarisan harta. Anak perempuan berhak ke atas sebahagian besar harta pusaka dan bukan harta sepencarian.
"Jadi harta yang dimaksudkan itu adalah harta yang diperturunkan oleh nenek moyang atau generasi terdahulu sahaja.
"Adat ini hanya memberi perlindungan kepada kaum wanita dengan kepercayaan bahawa kaum lelaki dapat mengusahakan sendiri rezeki mereka. Kaum wanita, kalau tidak panjang jodohnya dengan suami, harta inilah yang dapat melindungi mereka," jelasnya.
Perbicaraan tentang adat melewati acara pemakaman Almarhum Tuanku Ja'afar Tuanku Abdul Rahman dan pemasyhuran Tuanku Muhriz Tuanku Munawir. Katanya, momen itu merupakan pengalaman paling sukar untuk dilupakan sepanjang kerjaya beliau.
"Sewaktu Almarhum Tuanku Ja'afar mangkat, tidak ada seorang pun daripada kami yang mempunyai pengalaman dalam majlis pemakaman. Jadi apa yang kami buat adalah menubuhkan jawatankuasa khusus untuk tujuan itu.
"Kami dituntut untuk menunjukkan komitmen dan kerjasama yang tinggi sepanjang tempoh ini, daripada peringkat perbincangan sehinggalah kepada pelaksanaan.
"Sepanjang tiga hari sehingga pemakaman dilakukan, saya balik ke rumah pada pukul 3 pagi setiap hari. Pemantauan dijalankan secara berterusan.
"Saya turun ke tempat pemakanan pukul 2 pagi semata-mata untuk memastikan semuanya berjalan sebagaimana dirancang. Ia satu pengalaman yang akan saya kenang," kongsinya.
Sebagai orang kanan Almarhum, Norzam mengakui pemergian baginda adalah satu kehilangan yang besar.
"Almarhum seorang yang cukup senang. Mudah didekati dan mesra. Baginda tidak pernah marah. Rakyat juga selalu memujinya. Pengalaman baginda sebagai duta di banyak negara memberi kelebihan kepada baginda terutama dalam selok-belok pentadbiran negeri.
"Kalau kita bertanya soalan kepadanya, baginda ambil masa untuk menerangkannya. Malah, kalau dijemput ke mana-mana acara, Tuanku seboleh-bolehnya cuba untuk hadir. Semangat kerjanya kuat, cuma hari-hari terakhirnya Tuanku kurang sihat.
"Tuanku juga sentiasa menyiapkan diri untuk acara yang akan dihadirinya. Tuanku akan memeriksa teks ucapan yang akan dibacanya sehari sebelum acara. Sikap baginda yang tidak cerewet juga membuatkan kita seronok hendak bekerja dengannya," cerita Norzam panjang lebar.
Artikel Penuh: http://www.kosmo.com.my/
Hakcipta terpelihara